Pages

Mengurangi Kejahatan di Taxi dengan Teknologi


Masalah dasar dari timbulnya ide segar ini adalah kriminalitas yang tinggi kepada kendaraan umum yang bernama taxi. Dimana Taxi merupakan kendaraan kedua bagi para eksekutif muda atau kaum sosialita yang senang berpergian di Jakarta. Jika kendalanya adalah males untuk menyetir sendiri maka taxi lah yang menjadi pilihan satu-satunya untuk kendaraan umum ini.

Tidak jarang kita mendengar pemerkosaan, penculikan, perampokan sering sekali terjadi pada angkutan umum yang bernama taxi ini. Biasanya modusnya didalam sudah terdapat orang yang memang bersiap untuk memangsa korbanya, itu berarti supir taksi memang sudah sengaja sekali merencanakan aksi jahatnya. 



Sudah seharusnya memang menyadari kalau ini memang satu masalah besar yang tidak bisa kita diamkan begitu saja. Lagi-lagi selalu saja kita mendengar kehati-hatianlah yang menjadi faktor satu-satunya keselamatan bagi penumpang pada taksi tersebut. 

Padahal kalau kita mau tanyakan kembali kepada korban-korban yang pernah mengalami kejadian naas pada taxi pasti ada beberapa dari mereka sudah sangat hati-hati dalam sebelum menaikkan taksi, akan tetapi memang perencanaan yang matang dari para pengambil keuntungan kesempatan ini memang terkadang lebih mahir memainkan rencananya. 

Kami mencoba memberikan ide baru yang mungkin bisa diterapkan (mudah-mudahan para pengusaha taksi membaca postingan saya) yaitu dengan menambahkan satu tanda lagi pada bagian pinggi sign taxi yang berisi bobot yang berada didalam taxi dan jumlah penumpang yang berada didalam taksi. 


Bobot penumpang bisa menggunakan sensor berat yang digunakan pada timbangan digital diletakkan pada bagian penumpang dan bagasi tentunya. Dimana bobot penumpang akan terisi secara otomatis jika memang ada penumpang yang akan menaiki taksi tersebut.


Begitu juga dengan jumlah penumpang, untuk jumlah penumpang ini bisa menggunakan sensor pendeteksi panas hawa tubuh manusia yang diletakkan pada bagian dalam taksi dan bagasi. Kenapa kedua sensor ini kami selalu mengatakan di bagasi ? 

Itu dikarenakan pernah terjadi penumpang gelap mengendap didalam bagasi dan pada saatnya beraksi taksi akan berhenti ditempat yang ditentukan dan keluarlah penumpang gelap tersebut dari dalam bagasi dan masuk kedalam ruangan taksi. 

Maka dari itu alat sensor tadi memang harus diletakkan pada bagian bagasi agar tidak terjadi penyelundupan manusia yang tidak diinginkan diruangan bagasi tersebut. 

Dengan tertera sign dari LED diatas tepatnya disamping sign taxi tersebut, maka kami membayangkan kondisi penumpang sangat diuntungkan terutama dari sisi keamanannya. Dengan begitu dia bisa melihat berapa banyak orang yang ada didalam taksi tersebut dengan diletakkannya dua indikator tersebut. 

Sekiranya ada berat yang mencurigakan ataupun jumlah orang lebih dari satu (supir dari taxi itu sendiri) maka sang penumpang patut mencurigai taksi tersebut dan tidak memberhentikan taksi tersebut alias cari aja taksi yang lain. 

Alat pengukur bobot ini juga bisa digunakan untuk keamanan berkendara yang membawa beban overload dan bisa membahayakan penumpang dan orang lain oleh kepolisian. Dengan memperkirakan bobot maksimal dari sebuah angkutan umum ini maka polisi bisa memberhentikan apabila memang terlihat indikasi kelebihan bobot barang. 

Ide ini kami persembahkan untuk terus memperbaiki dan melindungi kita para konsumen agar tetap merasa aman dalam memilih menggunakan kendaraan umum. Karena rasa aman adalah hak dari semua warga negara terlebih lagi para konsumen atau pelanggan pengguna jasa angkutan umum ini sendiri. 

Kami tuliskan 29 April 2014 untuk menekan angka kriminalitas khususnya di Jakarta. Kami akan sampaikan lagi ide-ide yang lainnya didalam halaman Ide segar ini setiap waktunya. Makanya jangan sampai ketinggalan buka terus halaman website dari Fabian Studio

Salam Kreatif dari kami,