Kedua pertanyaan ini sering sekali ditanyakan disela-sela kami mengerjakan materi promosi untuk Usaha menengah.
Karena jika itu tidak ditemukan jawabannya, akan berpengaruh kepada penetrasi pasar dan segmen yang akan diraih. Bagaimana bisa mempenetrasi pasar, kalau kita tidak bisa menunjukkan apa keunggulan produk kita sendiri.
Tapi kembali kepada pertanyaan diatas, kalau pilihan antara produk dan pemasaran yang baik, kami selalu menjawab yang utama adalah produk dahulu.
Karena promosi yang baikpun akan berujung pada produk. Kita harus siap dicomplain, kita harus siap menerima kritikan, dan kita memang harus aktif dalam melakukan perbaikan demi perbaikan untuk produk yang kita buat.
Kami belum lama ini berbincang kepada pemilik dari Rumah Makan. Dimana Rumah Makan tersebut terletak dibilangan Jakarta Selatan. Lalu mereka meminta kami untuk datang dan berkunjung ketempat mereka untuk membahas material promosi untuk tempat mereka.
Kami mengutus 2 orang untuk berdiskusi dengan owner Rumah makan tersebut. Yang kami utus adalah orang kreatif kami dan produksi. Itu untuk mempelajari apa saja yang mereka buat dan apa saja yang mereka belum buat.
Kami melihat memang beberapa materi promosi mereka harus diperbaharui tapi bukan disana point pentingnya. Sebenarnya itu bisa dibilang nomor 2 untuk overall masalah Usaha dia.
Kami coba melirik kompetitor dia yang memang beberapa tempat frenchise dan beberapa lagi memang memiliki menu yang sama. Hanya saja Value tempat makan yang memiliki menu yang sama, dia buka lebih lama dibandingkan dengan yang kita kunjungi.
Tempat makan yang berdiskusi dengan kami memang terbilang lebih baru dibanding tempat makan yang memiliki menu yang sama.
Dan kami menanyakan kepada sang owner, apa keunggulan mereka dengan kompetitor tersebut ?
Lebih bagus pelayanannya kah, lebih nyaman tempatnya kah atau memang lebih apanya.
Dia terdiam seakan bingung menjawab pertanyaan kami. Itu disebabkan sang owner memang tidak pernah memikirkan Value Add dalam menghadapi kompetitornya.
Jadi awalnya dia memang sering sekali makan ditempat kompetitornya, lalu melihat ramainya tempat itu akhirnya tergiur untuk membuka usaha yang sama. Dia mencari koki untuk memasak masakan yang sama dengan kompetitornya.
Dan dia sudah mengeluarkan budget untuk promosi yang besar untuk menandingi kompetitornya. Tapi buktinya, itu semua belum ada hasilnya. Setidaknya begitulah keluhan dari owner tersebut.
Diferensiasi produk amat teramat penting dalam mengusung materi promosi. Jadi membuat 1000 spanduk dijalan akan buang-buang uang kalau memang materinya tidak memiliki difrensiasi tertentu. Kondisi ini terkadang kurang dipahami oleh beberapa pengusaha khususnya kelas menengah.
Mereka senang membranding dengan memasang umbul-umbul, signage, Billboard dan sebagainya. Membayar pajak bukan perkara murah untuk melakukan promosi dengan cara seperti ini tentunya. Dan ketika di evaluasi ulang tidak ada perubahan dalam pemasukan usaha tersebut.
Jadi bukan berarti brand yang dipasang dijalan lebih banyak bisa mendapatkan untung yang lebih besar, sementara kami lihat sang kompetitor sangat minim sekali menggunakan materi promosi tapi hasilnya disaat kami berkunjung ketempat client kami ini disebelahnya jauh lebih ramai.
Itu menandakan bukan materialnya yang salah, akan tetapi contentnya yang tidak kena dengan apa yang mau diambilnya (segmen). Maka kami berencana untuk mencari solusi untuk masalah dari tempat usaha ini.
Kami mencoba mengganti gaya promosinya dari activation outdoor menjadi activation sosial media. Karena menurut kami tempat yang mereka miliki lebih nyaman dibanding dari kompetitor. Dan beberapa kami mencoba sarankan untuk membuat makanan yang berbeda dari kompetitornya alias jangan sama persis.
Jelas kompetitornya lebih heritage dibandingkan dari dia, walaupun dia memiliki koki yang hebat. Orang sudah terbiasa makan buatan tempat sebelah dibandingkan harus berani mencoba ditempat client kami ini.
Maka dari itu harus ada perubahan content yang rencananya kami akan coba bantu dalam waktu dekat. Kami juga sarankan untuk mencabut umbul-umbul setelah pajak habis. Atau ganti visualnya agar berasa 1 content.
Dan sepakatnya memang ini harus direbranding untuk memulihkan citranya yang tidak bergerak. Perubahan pelayanan, perubahan paket-paket promosi, dan lain sebagainya.
Kami memang senang kalau produk kami dapat terjual, akan tetapi kalau itu tidak bermanfaat akan terkesan percuma.
Karena kami selalu berharap kalau client yang kami tangani dapat terus berkembang dalam usahanya. Kami tidak mau egois dalam menyarankan client kami hanya untuk belanja produk yang kami miliki. Jauh dari kami bisa menjual produk kami, juga kami fikirkan kelangsungan usaha client-client kami.
Jadi kami siap membantu mencoba melihat apa kendala client-client kami dalam berpromosi. menggunakan media promosi juga kami mencoba memberi tahukan apa dampak dan akibatnya. Jadi kami berharap mereka belanja kepada kami, dan mereka mendapatkan kata "efisien" dalam berpromosi.
Suatu kepuasan tersendiri bagi kami bila client yang kami pegang dapat berkembang dan pesat dalam menjalankan usahanya. Karena dengan begitu mereka akan menghubungi kami lagi bukan ?
(Just kidding)
Jadi tetap jawabannya adalah produk dulu baru promosi yang baik. Produk yang baik bisa menjadi content materi promosi yang efektif bukan hanya baik.
Jadi tetap jawabannya adalah produk dulu baru promosi yang baik. Produk yang baik bisa menjadi content materi promosi yang efektif bukan hanya baik.
Fabian Studio -
All About Promotion Support